LOT - Chapter II




-Berteman-

"Aku Pulang" Kataku sambil membuka pintu
"Bagaimana Sekolahmu nak?" Kata ibuku yang Sedang di dapur
"Baik,Bu kita ke Pemakaman ayah kan?" Sambil ke dapur
"Iya nak,yuk sarapan dulu"
"Iya bu" Jawabku
Kemarin adalah Hari tersial Ayahku meninggal aku belum Tahu penyebabnya Tapi menurut orang dia Dibunuh,Aku pun Makan makanan yang disediakan ibu
sesudah itu aku langsung Pergi kekamar untuk Mengganti bajuku.
Sesudah ganti baju kamipun Langsung Pergi ke Pemakaman Ayah.Disana ku melihat batu Yang bertulisan Erlean Alkinos namanya itu sama buruknya denganku.
"Ayo pulang" Kata ibu padaku
"Ayo" Jawabku

"Kringgggg" Jam Wecker ku Berbunyi ku sudah mulai Mandi dan bersiap-siap untuk pergi kesekolah,Gerald tak ada.Sepertinya dia Marah padaku jadi ku Pergi sendiri.
"Kringgggg" Bel sekolah masuk sudah berbunyi kini ku harus masuk ke Dalam kelas.Disana kulihat Dersa menatapku sekarang Tatapanya berbeda dia tidak menyeramkan seperti Kemarin dengan Perban di kepalanya sepertinya dia Hilang Ingatan
"Kringgggg" Bel istirahat berbunyi,Saat ku keluar Dersa memegang dan Berkata
"Siapa kau?"
"Rian" Jawabku
"Bukan! Sebenarnya kau siapa?"
"Rian! Itu namaku"
"Talenta Nomor 9 : Hening!!" Seperti kemarin Sekolah menjadi hutan Lagi
"Apa-apaan kau?!" Tanyaku sambil Marah
"Namaku Dersa,Maaf soal kemarin"
"Maaf,Sesungguhnya kau ini kenapa?"
"Aku mencari Pembunuh ayahku"
"Pembunuh?"
"Ya"
"Ayahku juga Dibunuh"
"Ohhh... Kalau begitu..... Kita bekerja sama dalam Mencari Pembunuhnya bagaimana?"
"Entahlah mungkin Pembunuhnya tak sama"
"Ohhh Dimana ayahmu mati?"
"Di Gedung yang tua"
"Tidak mungkin!!!"
"Kenapa?"
"Ayahku juga dibunuh disana!"
"Entahlah itu Hanya Rumor"
"Jika benar?"
"Kita cari Pembunuhnya"
"Baiklah,Nanti pulang sekolah kutemui kau di Lapangan"
"Baik!!"

-Perkumpulan-

"Kringgggg" Bel Pulang sudah berbunyi kini ku Tinggal menemui Dersa di Lapangan.
"Baiklah,ikutlah bersama ku" Kata Dersa saat aku ada Dilapangan
"Kemana"
"Sisi lain Dunia"
"Apa?!"
"Ya,Pegang tanganku"
"Baiklah"kataku sambil memegang tangan Dersa
"Talenta ke-2 : Pindah!!!" Kata Dersa dan seketika semua Lapangan berubah menjadi Desa kecil.
"Dimana kita?" Tanyaku
"Di Treus" Jawabnya
"Treus"
"Ya ikutlah bersamaku"
"Baiklah" Kataku dan ku mengikuti setiap Langkahnya
"Ini dia" Kata Dersa setelah Sampai di Rumah kecil
"Apa yang dimaksud Ini dia?" Tanyaku
"Clan House"
"Clan House?!"
"Ya,ku mempunyai Organisasi atau Clan yang bernama Talentreis"
"Talentreis?"
"Ya diambil dari Pedang yang Hilang,Baiklah ayo kita masuk"
"Baiklah" Kataku,Lalu dersa membuka Pintu.
Didalam rumah itu Ada 2 Orang yang sedang duduk.
"Halo semuanya" Kata Dersa
"Hi Kak" Kata perempuan yang memakai Jubah biru.
"Siapa dia?" Tanya seorang Laki-Laki Kekar dan membawa Palu dibelakangnya
"Rian" Jawab Dersa
"Anggota baru?" Lanjut si Pria
"Entahlah,Bagaimana Rian mau bergabung?"
"Entahlah" Kataku
"Ayolah" Paksa Dersa
"Baiklah"
"Baiklah kenalkan dirimu kepada temanku"
"Baiklah.Namaku Rian Alkinos...." Ku terdiam melihat Raut Dersa dan sang Perempuan berbaju Biru
"Alkinos katamu?" Kata Dersa
"Ya"
"Tak mungkin"
"Kenapa?"

-Kenapa?-

"Dersa"
"Kenapa kau menyebutkan namamu sendi...."
"Alkinos" Kata Dersa memotong ucapanku
"Apa?"
"Kau tak percaya,ku bisa buktikan" Kata Dersa sambil mengeluarkan Kalung dan Kalung tersebut adalah milik keluarga Alkinos Di Kalung tersebut terdapat kunci meuju Kerajaaan Alkinos setiap keturunan Alkinos mempunyai Kunci tersebut.
"Lihat ini" Lanjut Dersa
"Anak ke 9" Kataku sambil membaca tulisan di kunci tersebut
"Bisa kau buktikan?" Tantang Dersa
"Ya,Baiklah" Kataku sambil mengeluarkan kunci yang Bertulisan Anak ke 10
"Anak ke 10!,Kau benar-Benar keluarga Alkinos?"
"Ya."
"Berarti Kau adalah Adikku"
"Sepertinya iya"
"Alisa! Kenalkan dirimu kepada kakakmu" Kata Dersa sambil menyuruh si Perempuan berjubah Biru
"Namaku Alisa aku anak ke 11" Kata si Perempuan berjubah Biru
"Ke-11?"
"Ya"
"Baiklah Grom!,Giliranmu!" Kata Dersa
"Namaku Grom Efleir,Anak Terakhir dari keturunan Efleir"
"Selamat datang di Talentreis,Adikku" Kata Dersa
***

1 komentar:

  1. saya voleh kasih masukan g?
    coba dah narasi deskripsinya ditambah lagi
    kayak paragraf pertama, pembaca g tw ibunya berada di ruang mana, lagi ngapain
    bagus ceritanya gan

    BalasHapus